Pringsewu – Tradisi rewang menjadi salah satu tradisi yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Tradisi ini biasa ditemukan dalam masyarakat pedesaan, dimana semangat gotong royong masih terpatri kuat dalam diri setiap individu.
Tradisi rewang biasanya dilakukan ketika tetangga sekitar sedang punya hajat atau acara besar. Para ibu-ibu lebih fokus pada kegiatan masak dan menyiapkan segala kebutuhan pangan, sedangkan bapak-bapak berkumpul untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam acara tersebut. Kemudian, ada juga para muda-mudi yang bertugas untuk menyajikan makanan kepada tamu undangan.
Disampaikan Rudi Hartono, selaku ketua panitia Hajat pernikahannya. Aril & Dewi dipekon Banyu urip kecamatan Banyumas kabupaten Pringsewu Lampung.Jum’at,(02/05/2025)
Dalam masyarakat pedesaan, ikut serta dalam tradisi rewang merupakan suatu kewajiban. Hal ini bukan hanya kepentingan kemanusiaan, mengikuti tradisi ini, maka dapat dipastikan, ketika memiliki hajat nanti akan mendapat bantuan dari masyarakat sekitar juga.Jelasnya
Lanjut Rudi Bahwa Tradisi rewang juga menjadi momen untuk bertukar cerita maupun pengalaman antar wanita. Secara tidak langsung mereka akan semakin dekat dan akan terbentuk hubungan persaudaraan satu sama lainnya. Bahkan, rewang menjadi penentu keberhasilan suatu hajatan. Apabila masyarakat bergotong royong dan mempersiapkan dengan baik, maka acara dapat berjalan sukses.
Menariknya, seluruh masyarakat yang ikut bergabung dalam tradisi rewang tidak mendapatkan upah. Tetapi, mereka bekerja secara sukarela tanpa mengharap imbalan. Namun, biasanya pada akhir acara, mayoritas tuan rumah akan memberikan hantaran berupa makanan atau bahan sebagai sebuah ucapan terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu melancarkan acaranya.(Red)